Tuesday, June 11, 2013

Sunnah Mengetahui Bulan Islam : ZULHIJJAH


ZULHIJJAH


Zulhijjah merupakan bulan terakhir di dalam kalendar Takwim Hijrah.Ibadat Haji dilakukan di bulan ini dan Hari Raya Korban atau Hari Raya Aidil Adha disambut pada setiap 10 Zulhijjah. Hari Tasyrik iaitu hari ke-11,12, dan 13 Zulhijjah adalah diharamkan berpuasa kerana hari-hari tersebut juga merupakan "Hari Makan Minum" untuk umat Islam. Bagi mereka yang sedang melakukan ibadah Haji dan sedang berwukuf di Arafah, hari ke-9 Zulhijjah juga adalah dilarang melakukan ibadah puasa. Namu bagi yang bukan berada dalam ihram, mereka disunatkan berpuasa pada hari wukuf.[1]

10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Mengapa 10 hari pertama Dzulhijjah begitu istimewa, sehingga dianjurkan berpuasa pada saat-saat itu? Kita simak sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda:

Hari 1 
Bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah swt mengampuni dosanya Nabi Adam as. Barang siapa berpuasa pada hari tersebut, Allah swt akan mengampuni segala dosanya.

Hari 2 
Bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah swt mengabulkan doa Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Barang siapa berpuasa pada hari itu seolah olah telah beribadah selama satu tahun penuh tanpa berbuat maksiat sekejap pun.

Hari 3 
Bulan Dzulhijah adah hari di mana Allah swt mengabulkan doa Nabi Zakaria. Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allah swtakan mengabulkan segala do’anya.

Hari 4 
Bulan Dzulhijah adalah hari di mana Nabi Isa AS dilahirkan. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan terhindar dari kesengsaraan dan kemiskinan.

Hari 5
Bulan Dzulhijah adalah hari di mana Nabi Musa AS dilahirkan, barang siapa berpuasa pada hari itu akan bebas dari kemunafikan dan azab kubur.

Hari 6 
Bulan Dzulhijah adalah hari dimana Alloh swt.membuka pintu kebajikan untuk Nabinya, barang siapa berpuasa pada hari itu akan dipandang oleh Alloh dengan penuh Rahmat dan tdk akan diadzab.

Hari 7 
Adalah hari ditutupnya pintu jahannam dan tidak akan dibuka sebelum hari kesepuluh lewat. Barang siapa berpuasa pada hari itu Allah swt akan menutup tiga puluh pintu kemelaratan dan kesukaran serta akan membuka tigapuluh pintu kesenangan dan kemudahan.

Hari 8 
Adalah hari Tarwiyah. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah swt.

Hari 9 
Adalah hari Arafah. Barang siapa berpuasa pada hari itu puasanya menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Hari 10 
Adalah hari raya Iedul Qurban. Barang siapa menyembelih Qurban, maka pada tetesan pertama darah Qurban diampunkan dosa dosanya dan dosa anak anak dan istrinya.
Macam-macam Amalan


1. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang  menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga".

2. Berpuasa 
"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh  tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih].
Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah karena Nabi Muhammad SAW mendorong kita untuk beramal sholeh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh. Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, ...”
Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. 
Jika tidak mampu berpuasa pada sembilan hari awla bulan Dzulhijjah, dapat berpuasa di sebagian harinya, khususnya puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa  setahun sebelum dan sesudahnya".

3. Takbir dan Dzikir
Takbir dan zikir pada hari-hari tersebut, sebagaimana firman Allah Ta'ala.

".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [al-Hajj : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.  Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak zikir pada hari-hari  tersebut berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma:

"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya  mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Ishaq Rahimahullah meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) yang hak selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah, seperti: takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa.
Taubat akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat, seperti : shalat  sunah, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya. Bahkan, amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya. Meskipun merupakan amal ibadah yang utama.

6. Disyariatkan pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjamaah. Bagi selain jamaah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban  terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7.  Melaksanakan Shalat Iedul Adha dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai  hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan  bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi,  mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

8. Berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq.
Disunahkan berkurban pada hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq (11-13 Dzulhijjah) sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam 

Tidak memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 196): 
"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". 

9 Zikir dan Bersyukur
Selain amalan di atas, hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan, memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.


Monday, June 10, 2013

Sunnah Mengetahui Bulan Islam : ZULKAEDAH


ZULKAEDAH


Zulkaedah merupakan bulan ke-11 dalam kalendar Islam. Zul ertinya "yang empunya". Qa'dah ertinya "duduk". Ini membawa erti bahawa bulan Zulkaedah ialah bulan untuk berehat-rehat. Sejak dari dahulu lagi, sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab telah mengiktiraf bahawa Zulkaedah adalah satu bulan daripada empat bulan yang mulia dan diharamkan berperang. Maka masyarakat Arab jahiliah tidak keluar berperang pada bulan ini. Selain Zulkaedah, bulan Zulhijjah, Muharram dan Rejab juga adalah bulan haram ( bulan yang dimuliakan dan diharamkan berperang ). Dan setelah kedatangan Islam, Rasulullah SAW mengekalkan kemuliaan empat bulan haram ini, mengekalkan namanya dan mengharamkan berperang padanya. Bersempena inilah dinamakan ia dengan "Zulkaedah".


Tiada ibadah khusus dalam bulan Zulkaedah. Bulan Zulkaedah adalah bulan permulaan musim haji. Namun begitu sebahagian besar ulamak mengatakan bahawa umrah adalah lebih afdhal di bulan Zulkaedah berdasarkan Rasulullah SAW mengerjakan umrah-umrah beliau di bulan Zulkaedah dan haji tamattu' juga dimulakan di bulan Zulkaedah.

Daripada Abu Bakrah(1), sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, maksudnya: Sesungguhnya zaman itu berputar sejak awal waktu Allah menjadikan langit-langit dan bumi. Satu tahun mengandungi dua belas bulan ini, darinya empat bulan haram, tiga dari empat bulan ini berturut-turutan iaitu Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharram dan satu bulan berasingan ialah Rejab di antara Jamadil Akhir dan Sya'aban.

Peristiwa-Peristiwa Penting di bulan Zulkaedah

Peperangan Bani Quraizah

Peperangan ini berlaku pada tahun ke 5 Hijrah. Setelah tentera Ahzab telah ditewaskan maka malaikat Jibril AS telah memberitahu Rasulullah SAW bahawa Allah SWT telah memerintahkan nabi agar pergi ke perkampungan Bani Quraizah. Bani Quraizah ialah satu puak Yahudi yang telah terlibat bergabung dengan tentera Ahzab, mengepung umat Islam semasa perang Ahzab. Rasulullah SAW yang masih belum sempat melucutkan pakaian perangnya telah mengerah tentera Islam mengepung perkampungan Bani Quraizah sehinggalah mereka menyerah kalah.

Perjanjian Hudaibiyah

Peristiwa ini terjadi pada bulan Zulkaedah, penghujung tahun ke 6 Hijrah. Antara sebab berlaku Perjanjian Hudaibiyah tersebut, Nabi SAW mengumumkan kepada kaum muslimin keinginan baginda Rasulullah SAW untuk berangkat pergi ke Mekkah bagi melaksanakan satu lagi ibadah iaitu dengan menunaikan ibadah umrah.

Hasil pengumuman tersebut yang diberitahu itu telah mendapat sambutan yang sangat baik oleh sekitar 1 400 orang sahabat dari kaum Muhajirin dan Ansar pada masa itu. Nabi Muhammad SAW berihram untuk ibadah umrah tersebut ditengah perjalanan dan membawa bersama-sama binatang yang boleh disembelih atau dikorbankan (al-hadyu) supaya ianya menjadi pentunjuk atau sebagai memberitahu kepada orang-orang lain bahawa Nabi Muhammad SAW keluar sedemikian bukan untuk bermaksud untuk berperang tetapi ianya semata-mata untuk menziarah ke Baitulullah iaitu Ka'abah, bagi menunaikan ibadah Umrah tersebut.

Dalam perjalanan ke Makkah, Rasulullah SAW telah disekat oleh kafir Quraisy dan dihalang dari memasuki Makkah. Berlaku beberapa perundingan dan ia membawa kepada perjanjian damai yang dinamakan "Perjanjian Hudaibiyah". Dalam perjanjian itu, Rasulullah SAW dibenarkan memasuki Makkah dan mengerjakan umrah hanya pada tahun hadapan serta tahun seterusnya dan gencatan senjata selama sepuluh tahun di antara Makkah dan Madinah.

Bai'atur Ridwan

Peristiwa ini berlaku sebelum terjadinya Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW telah mengutus Usman RA ke Makkah untuk membahas masaalah mengapa rombongan Rasulullah SAW dihalang dari memasuki Makkah untuk mengerjakan umrah. Sesampainya di sana Usman bin Affan RA ditahan selama beberapa waktu oleh orang-orang Quraisy.

Dalam pada itu sampailah berita kepada Nabi Muhammad SAW bahawa Usman bin Affan RA telah mati dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Maka Nabi Muhammad SAW dengan lantangnya menyatakan tekadnya : "Kami tidak akan tinggal diam, hingga kami berhasil menumpas kaum Quraisy".

Kemudian Rasulullah SAW mengajak berbai'at. Maka terjadilah Bai'atur Ridhwan di bawah sebatang pohon di tempat tersebut. Bai'at yang dimaksudkan ialah satu perjanjian yang berlaku antara Nabi Muhammad SAW bersama para-para sahabat yang ada ketika itu untuk bersatu padu dan bekerjasama menentang orang-orang kafir Quraisy.

Para sahabat berbai'at kepada Nabi Muhammad SAW untuk tidak takut dan lari meninggalkan medan perang sebagai tanda membalas dendam di atas kematian yang menimpa sahabat baginda Rasulullah SAW. Sementara itu Rasulullah SAW menepukkan tangannya yang satu ke tangan yang lain seraya berkata : "Pembai'atan ini untuk Usman bin Affan".

Setelah pembai'atan tersebut, yang mana telah didengari oleh pihak orang-orang Quraisy, barulah datang berita yang menyampaikan kepada Rasulullah SAW bahawa khabar terbunuhnya Usman bin Affan itu tidak benar.

Berlakunya Haji Wida'

Pada tanggal 25 Zulkaedah tahun ke 10 Hijrah, Rasulullah SAW meninggalkan Kota Madinah untuk menuju ke Kota Makkah bagi menunaikan Haji Wida' (Haji Penghabisan), baginda disertai seramai 10,000 kaum muslimin.

Haji tersebut adalah haji pertama Rasulullah SAW dan yang terakhir bagi baginda. Rasulullah SAW hanya mengerjakan sekali sahaja ibadah haji dan empat kali ibadah umrah sepanjang umurnya mengikut catatan sejarah.

Kematian Syeikhul Islam, Ibnu Taimiyah

Nama lengkap Ibnu Taimiyah ialah Taqiyuddin Abdul Abbas Ahmad bin Abdul Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah Al-Harrani Al-Hambali. Beliau dilahirkan pada hari Isnin, 10 Rabiulawal 66l Hijrah bersamaan 22 Januari 1263 Masihi di Harran. Beliau adalah seorang yang amat berjasa dalam melaksanakan dasar "pembersihan" dalam Islam.

Apabila umat Islam sudah mula menyimpang dan mencampur adukkan unsur-unsur bid'ah dan khurafat dalam ajaran Islam pada zamannya maka beliau tampil berusaha mengembalikan mereka ke landasan Islam yang sebenarnya. Beliau juga meninggalkan ratusan buah kitab karangannya yang menjadi rujukan sehingga sekarang. Karangan terbesarnya ialah Fatawa Ibnu Taimiyyah yang menjadi rujukan ahli fiqh dan hukum sehingga ke hari ini. 

Beliau meninggal dunia hari Isnin, 20 Zulkaedah 728 Hijrah. (28 September 1328 Masihi), dalam usia 67 tahun, setelah sakit dalam penjara lebih dari 20 hari. Beliau menghembuskan nafas yang terakhir di atas tikar solatnya, sedang dalam keadaan membaca Al-Quran. Walaupun beliau juga seorang yang banyak dibenci orang kerana pendirian tegasnya, tetapi jenazah beliau diiringkan ke pusara oleh 200,000 orang lelaki dan 15,000 orang wanita.


Sunday, June 9, 2013

Sunnah Mengetahui Bulan Islam : SYAWAL


SYAWAL


Bulan Syawal merupakan bulan ke 10 dalam Takwim Hijrah.Pada 1 Syawal, umat Islam merayakan hari raya 'Idil Fitri atau Aidil Fitri sebagai perayaan setelah menjalani ibadah puasa pada bulan sebelumnya iaitu bulan Ramadhan. Hari Raya Aidilfitri adalah pemberian Allah SWT kepada hambanya. Bulan ini dikatakan sebagai bulan yang istimewa untuk umat Islam. Umat Islam juga digalakkan untuk berpuasa sunat selama enam hari.
Sungguhpun begitu, kita masih berpeluang meneruskan puasa selepas 1 Syawal. Adalah menjadi amalan sunat mengerjakan puasa 6 hari dalam bulan Syawal. Ia boleh dilakukan mulai 2 Syawal hingga 7 Syawal secara berterusan atau mana-mana 6 hari dalam bulan tersebut.  Nabi Muhammad saw. bersabda "Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa 6 hari dalam bulan Syawal, maka orang itu seolah-olah berpuasa setahun penuh."     
Sebagaimana yang diketahui semua amalan sunat adalah sebagai penampal mana-mana kekurangan dalam amalan fardhu. Sayugialah kita mengambil peluang ini untuk berpuasa 6 di bulan Syawal. Selain mendapat pahala puasa setahun, kita juga dapat memperbaiki kekurangan dalam ibadat puasa bulan Ramadhan.   
Bagi kaum perempuan yang tidak dapat berpuasa penuh dalam bulan Ramadhan kerana kedatangan haid, puasa Sunat 6 hari dalam Syawal ini memberi peluang terbaik untuk mengqadha' di samping mendapatkan pahala berpuasa sunat. Kebiasaan mentaakhirkan qadha sehingga hampir Ramadhan akan datang adalah satu amalan yang tidak sepatutnya dilakukan. Amalan wajib jika ditinggalkan mestilah disegerakan sebagai menunjukkan sikap pengabdian diri kita terhadap Allah


Antara fadilat puasa sunat 6 Syawal : 


Puasa Hari Pertama 


-mendapat pahala sebagaimana pahala Nabi Adam a.s. 

Puasa Hari Kedua 


-mendapat pahala sebagaimana pahala Nabi Yusuf a.s. 
-keluar dosa-dosa dari tubuhnya bagaikan baru dilahirkan dari perut ibu. 

Puasa Hari Ketiga 


-mendapat pahala sebagaimana pahala Nabi Yaakub a.s. 
-sekiranya berpuasa tanpa diketahui orang lain, Allah s.w.t. tidak rela untuknya pahala kurang daripada syurga. 

Puasa Hari Keempat 


-mendapat pahala sebagaimana pahala Nabi Musa a.s. 

Puasa Hari Kelima 


-mendapat pahala sebaigaimana pahala Nabi Isa a.s. 
-menyamai berpuasa sepanjang tahun 

Puasa Hari Keenam 


-mendapat pahala sebagaimana pahala Nabi Muhammad s.a.w. 
-jika kebetulan seseorang makan berhampiran orang yang berpuasa itu, akan dibacakan Istighfar untuknya oleh para malaikat. 





Saturday, June 8, 2013

Sunnah Mengetahui Bulan Islam : RAMADHAN


RAMADHAN


Ramadan (b. Arab: رمضان, transliterasi: Ramaḍān, terjemahan harfiah: "panas terik") (biasa digelar "Ramadan Al-Mubarak") adalah merupakan bulan yang ke-9 dan bulan paling suci di dalam kalendar Islam. Seperti bulan Islam lain, bulan ini mempunyai 29 atau 30 hari. Pada bulan ini umat Islam ini diwajibkan berpuasa seperti yang termaktub dalam al-Qur'an yang bermaksud:

Bulan Ramadan, yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan (antara yang benar dan salah). Oleh itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu...
surah Al-Baqarah, ayat 185
Bulan Ramadan merupakan masa untuk umat Islam berfikir dan merenung diri sendiri, bersolat, membuat kebajikan dan meluangkan masa dengan keluarga serta sahabat handai. Diharapkan dengan berpuasa dari fajar hingga senja umat Islam akan dapat mempertingkatkan disiplin diri dan menjadi pemurah, dengan mengingati kesusahan hidup sebahagian manusia yang miskin papa 

PENENTUAN BULAN RAMADHAN
Takwim Hijrah didasarkan pada orbit bulan mengelilingi bumi dan awal setiap bulan ditetapkan saat terjadinya hilal (bulan sabit). Kaedah penentuan saat terjadinya hilal yang digunakan ketika ini ada dua, iaitu kaedah penglihatan dengan mata kasar ("rukyah") dan kaedah perhitungan astronomi("hisab").Sesetengah negara menggunakan rukyah sahaja manakala sesetengah yang lain menggunakan nisab sahaja. Dunia Melayu amnya menggunakan kedua-dua kaedah sekaligus

ANTARA PERISTIWA DI BULAN RAMADHAN

  • Turunnya Al-Quran
Para ulama bersetuju bahawa Al-Quran mula diturunkan pada bulan Ramadan, namun tarikhnya kurang jelas. Ahlu sunnah wal jamaah menerima bahawa al-Qur'an diturunkan pada malam Jumaat, 17 Ramadan  dan oleh itu 17 Ramadan diperingati sebagai hari turunnya wahyu (Nuzul Quran) buat pertama kalinya (terdapat juga perbezaan pendapat mengenai perlu tidaknya peristiwa ini dirayakan. Pada malam tersebut surah Al-‘Alaqayat 1 hingga 5 diturunkan ketika Nabi Muhammad s.a.w. sedang berada di Gua Hira. Peringatan peristiwa ini biasanya dilakukan dengan acara ceramah di masjid-masjid
  • Lailatul Qadar
Lailatul Qadar (malam ketetapan), adalah satu malam yang khusus terjadi di bulan Ramadan. Malam ini dikatakan dalam al-Qur'an pada surah Al-Qadr, lebih baik daripada seribu bulan . Saat pasti berlangsungnya malam ini tidak diketahui namun menurut beberapa riwayat, malam ini jatuh pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke-21, 23, 25, 27 atau ke-29. Malah ada sebahagian ulama yang menganggap ia berlaku pada malam genap seperti malam 24 Ramadan. Walaubagaimanapun, antara hikmah malam ini dirahsiakan agar umat Islam rajin beribadat di sepanjang malam khususnya di sepuluh malam yang terakhir. Sebahagian Muslim biasanya berusaha tidak melewatkan malam ini dengan menjaga diri agar berjaga pada malam-malam terakhir Ramadan sambil beribadah sepanjang malam.
  • Pembukaan Makkah
  • Peperangan Badar

AMALAN DI BULAN RAMADHAN

Puasa Ramadan


Selama sebulan Ramadan, umat Islam akan berpuasa setiap hari, dari terbit fajar (subuh) sehinggalah terbenamnya matahari (maghrib). Selama berpuasa, mereka harus menahan diri dari makan, minum dan perkara-perkara lain yang membatalkan puasa sehingga tiba waktu berbuka. Syariat ini diturunkan pada 10 Syaaban tahun ke-2 Hijrah dan sejak itu, masyarakat Islam menyambut bulan Ramadan dengan seharian berpuasa.
Orang Islam disunatkan bersahur sebelum berpuasa . Sahur (makan sebelum fajar) membezakan puasa orang Islam dan puasa lain. Semasa berbuka puasa (iftar), disunatkan pula berbuka dengan makanan atau minuman manis serta tidak berlebih-lebihan. Disunatkan juga untuk menjamu orang lain berbuka puasa.

Solat Tarawih

Pada malam harinya, setelah solat Isyak, umat Islam melanjutkan ibadahnya dengan melaksanakan solat Tarawih, solat khusus yang hanya dilakukan pada bulan Ramadan. Solat tarawih, walaupun dapat dilaksanakan bersendirian, umumnya dilakukan secara berjama'ah di masjid-masjid. Di sesetengah tempat, sebelum pelaksanaan solat tarawih, diadakan ceramah singkat untuk menasihati para jama'ah.

Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan khusus pada bulan Ramadan atau paling lambat sebelum selesainya Solat Sunat Hari Raya. Setiap individu muslim yang berkemampuan wajib membayar zakat jenis ini . Nilai zakat fitrah yang harus dikeluarkan per individu adalah satu gantang makanan ruji di daerah bersangkutan. Jumlah ini adalah setara dengan 2.70 kg beras.

Aidil Fitri 

Akhir bulan Ramadan dirayakan dengan sukacita oleh seluruh Muslim di dunia. Pada malam harinya (malam 1 Syawal), yang biasa disebut malam kemenangan, mereka akan mengumandangkan takbir bersama-sama. Esoknya tanggal 1 Syawal, yang dirayakan sebagai Hari Raya Aidil Fitri, semua Muslim baik lelaki mahupun perempuan digalakkan kemasjid untuk melakukan Solat Sunat Hari RayaSolat dua raka'at ini akan diikuti khutbah mengenai Aidil Fitri.



Friday, June 7, 2013

Sunnah Mengetahui Bulan Islam : SYAABAN


SYAABAN


Bulan Syaaban merupakan bulan kedua selepas Rejab. Bulan Syaaban juga merupakan bulan yang penuh dengan keberkatan. Sebahagian ahli hikmah menyatakan bahawa sesungguhnya bulan Rejab adalah kesempatan untuk meminta ampun dari segala dosa, dan pada bulan Syaaban adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala macam cela dan pada bulan Ramadhan adalah masa untuk menerangkan hati dan jiwa.
Syaaban dimengertikan sebagai berpecah-pecah atau berpuak-puak. Dikatakan masyarakat Quraisy pada waktu itu berpecah kepada beberapa kumpulan untuk mencari sumber air di padang pasir. Dan apabila datangnya Rasulullah S.A.W, baginda mengekalkan nama itu sehinggalah sekarang. Rasulullah S.A.W telah menyebut tentang pelbagai kelebihan bulan Syaaban dalam hadis-hadisnya. Diantara hadis yang paling masyhur ialah; Rasulullah S.A.W bertanya kepada sahabat-sahabatnya;
“Tahukah kamu sekelian mengapa dinamakan dengan bulan Syaaban?” Para sahabatmenjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui” Sabda Rasulullah S.A.W, “Kerana dalam bulan itu berkembanglah kebaikan yang banyak sekali.” (Dipetik dari kitab Raudatul Ulama)
MALAM NISFU SYAABAN
Nisfu dalam bahasa arab bererti setengah. Nisfu Syaaban bererti setengah bulan Syaaban. Malam Nisfu Syaaban adalah malam lima-belas Syaaban iaitu siangnya empat-belas haribulan Syaaban. Maka, Nisfu Syaaban adalah peristiwa hari ke-15 dalam bulan Syaabantahun Hijrah. Umat Islam mempercayai yang pada malam Nisfu Syaaban, amalan akan dibawa naik oleh malaikat untuk ditukar dengan lembaran amalan yang baru setelah setahun berlalu.
Nabi Muhammad s.a.w. menggalakkan umatnya untuk bangun malam dan berjaga serta beriktikaf sepanjang malam kerana tidak mahu amalan diangkat dalam keadaan tidur atau lalai. Malam Nisfu Syaaban merupakan malam yang penuh berkat dan rahmat selepas malam Lailatul qadr. Saiyidatina Aisyah r.a. meriwayatkan bahawa Nabi S.A.W tidak tidur pada malam itu sebagaimana yg tersebut dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi r.a: “Rasulullah S.A.W telah bangun pada malam (Nisfu Syaaban) dan bersembahyang dan sungguh lama sujudnya sehingga aku fikir beliau telah wafat. Apabila aku melihat demikian aku mencuit ibu jari kaki Baginda S.A.W dan bergerak. Kemudian aku kembali dan aku dengar Baginda S.A.W berkata dlm sujudnya, “Ya Allah aku pohonkan kemaafanMu daripada apa yg akan diturunkan dan aku pohonkan keredhaanMu daripada kemurkaanMu dan aku berlindung kpdMu daripadaMu. Aku tidak dapat menghitung pujian terhadapMu seperti kamu memuji diriMu sendiri.” Baginda Rasulullah sendiri telah menggalakkan kita agar beramal pada malam kemuliaan nisfu syaaban dengan sabdanya :
Ertinya : “ Apabila tiba malam Nisfu Syaaban , maka hendaklah kalian bangun pada malamnya (melakukan ibadat) dan berpuasa pada siangnya, ini kerana Allah swt (turun merahmati hamba-hambaNya) pada malam tersebut mulai dari terbenamnya matahari ke langit dunia. Allah swt berfirman ” Adakah dari kalangan hamba-hambaKu yang memohon keampunan, maka akan Ku ampunkannya. Adakah dari kalangan mereka yang memohon rezeki , maka akan Ku turunkan rezeki untuknya. Adakah dari kalangan mereka orang yang ditimpa bala, maka akan Ku sejahterakannya. Adakah dari kalangan mereka yang begini dan adakah dari kalangan mereka yangt begini sehinggalah terbit Fajar “.
Setelah Baginda S.A.W selesai sembahyang, Baginda berkata kpd Saiyidatina Aisyah r.a.“Malam ini adalah malam Nisfu Syaaban. Sesungguhnya Allah Azzawajjala telah datang kepada hambanya pada malam Nisfu syaaban dan memberi keampunan kepada mereka yg beristighfar, memberi rahmat ke atas mereka yg memberi rahmat dan melambatkan rahmat dan keampunan terhadap orang2 yg dengki.”
Hari nisfu Syaaban adalah hari dimana buku catatan amalan kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku catatan yang baru. Catatan pertama yang akan dicatatkan dibuku yang baru akan bermula sebaik sahaja masuk waktu maghrib, (15 Syaaban bermula pada 14 hb Syaaban sebaik sahaja masuk maghrib).
FADHILAT BULAN SYAABAN
Di antara amalan-amalan yang digalakkan pada bulan Syaaban adalah :
  • Memperbanyakkan puasa sunat
Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahawa Rasulullah S.A.W lebih gemar untuk berpuasa sunat dalam bulan Syaaban berbanding dengan bulan-bulan yang lain. Justeru itu adalah patut bagi kita selaku umat Baginda mencontohinya dalam memperbanyakkan puasa sunat bagi menyemarak dan mengagungkan bulan Syaaban ini. Begitulah tingginya pekerti Nabi Muhammad nabi junjungan kita.
Di dalam kitab Durratun Nasihin ada menyebut sebuah hadis yang menyatakan bahawa Rasulullah S.A.W. bersabda yang maksudnya: "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada permulaan Syaaban dan tiga hari pada pertengahan Syaaban dan tiga hari pada akhir Syaaban, maka Allah Taala mencatat untuknya pahala seperti pahala tujuh puluh nabi dan seperti orang-orang yang beribadat kepada Allah Taala selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati pada tahun itu maka dia seperti orang yang mati syahid."
  • Memperbanyak doa, zikir dan berselawat kepada Rasulullah S.A.W.
Kita sebagai umat Islam juga digalakkan untuk memperbanyak doa, zikir, dan berselawat kepada Rasulullah S.A.W. Sabda Rasulullah S.A.W.: "Barangsiapa yang mengagungkan bulan Syaaban, bertaqwa kepada Allah, taat kepada-Nya serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah Taala mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya di dalam tahun itu dari segala macam bencana dan penyakit."(Dipetik dari kitab Zubdatul Wa'izhin)
  • Bertaubat
Kita juga digalakkan untuk melalukan taubat kepada Allah SWT. Diriwayatkan dari Umamah Al Bahili Radiallahuanhu, dia berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda yang maksudnya: "Manakala masuk bulan Syaaban, sukacitalah dirimu dan perbaiki niatmu." Sabda Nabi s.a.w. : Apabila masuk bulan Syaaban, baikkanlah niatmu padanya, kerana kelebihan Syaaban atas segala bulan seperti kelebihanku atas kamu. Barangsiapa berpuasa sehari pada bulan Syaaban, diharamkan Allah tubuhnya dari api neraka. Dia akan menjadi tauladan Nabi Allah Yusuf a.s.di dalam syurga. Diberi pahala oleh Allah seperti pahala Nabi Allah Ayub a.s. dan Nabi Daud a.s. Jika dia sempurnakan puasanya sebulan di bulan Syaaban, dimudahkan Allah atasnya Sakaratulmaut dan ditolakkan (terlepas) daripadanya kegelapan di dalam kubur, dilepaskan daripada huru-hara Mungkar dan Nakir, ditutup Allah keaipannya di hari kiamat dan diwajibkan syurga baginya. Barangsiapa berpuasa pada awal hari khamis pada bulan Syaaban dan akhir Khamis daripada Syaaban, dimasukan dia ke dalam syurga. (dari kitab Al-Barakah). Berkata Siti Aisyah r.a., bulan yang lebih dikasihi oleh Rasululah s.a.w. ialah bulan Syaaban.
Sabda Nabi s.a.w.: Syaaban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Syaaban ialah mengkifaratkan (menghapuskan) dosa dan Ramadhan ialah menyucikan dosa (jasmani rohani).Sabda Nabi s.a.w.: “Bahawa puasa Syaba'an kerana membesarkan Ramadhan. Siapa yang berpuasa tiga hari daripada bulan Syaaban, kemudian dia bersalawat atasku beberapa kali sebelum berbuka puasa maka di ampunkan oleh Allah dosanya yang telah lalu, diberkatikan rezeki baginya” antara lain sabdanya lagi: “Bahawa Allah Ta'ala membukakan pada bulan itu tiga ratus pintu rahmat”.
PERISTIWA PENTING DI BULAN SYAABAN
Mengenali bulan Syaaban tanpa mengetahui peristiwa penting yang berlaku di bulan Syaaban terasa tidak lengkap. Terdapat beberapa peristiwa penting yang berlaku sepanjang bulan Syaaban. Antaranya ialah malam Nisfu Syaaban, penukaran arah kiblat, dan peperangan bani Mustaliq.